Kendaraan yang digunakan oleh para pegolf buat berkelana di seputaran lapangan golf.

Tiga Tahun Merasai Ditimpuk Bola Golf

"Kalau Sabtu-Minggu, kami serasa tinggal di daerah konflik [menyebut negara Ukraina],” kata Hendra.
Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp
Share on telegram

 

Belakangan ini, Hendra dan keluarga merasa tidak nyaman berumah di situ. Apalagi setiap liburan. Padahal hunian yang ditempatinya jauh dari keriuhan. Di bangunan dua lantai paling sudut nomor 9, Cluster The Green House, Sukajadi, Kota Batam, itu kalau sudah harinya, Hendra lebih sering memagar diri dari timpukan bola golf yang sewaktu-waktu menyelonong masuk ke pekarangan belakang rumahnya. Kebetulan, di belakang rumah Hendra membentang ratusan hektare lapangan golf yang ternama di kota industri ini.

 

“Kalau Sabtu-Minggu, kami serasa tinggal di daerah konflik [menyebut negara Ukraina],” kata Hendra. Dia kemudian menirukan suara bola golf yang dipukul melayang yang persis lontaran granat dalam film, “Siuuuu… siuuu… ,” katanya. Bola itu sempat masuk lalu menimpuk patung dewa di pojok pekarangan, serta plafon di ruang atas. Kadang kala, bola berdiamater 42 milimeter dan berat 45 gram itu juga menceplung ke kolam renang. Tidak jarang juga, Hendra dan keluarga berusaha menghindar agar tidak kena kepala atau bagian tubuh yang esensial. 

 

“Kalau kena kepala dan ada korban, siapa yang bertanggungjawab? Kita bukan masalah ganti rugi yang telah rusak. Tapi kita minta solusi. Jangan sampai ada lagi bola golf yang masuk ke rumah warga,” kata pria turunan Thionghoa ini sambil menjelaskan kepada penyidik Unit Judisila Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta yang tengah memeriksa lokasi perkara. Dia ingin, tinggal di perumahan elite tersebut benar-benar tenang, bukan sebaliknya jauh dari nyaman setelah tiga tahun merasai  “ditimpuk” bola golf. 

 

Memang tepat di belakang rumah Hendra, atau sepadan dengan kolam renang, berdiri tegak jaring pagar yang cukup tinggi melebihi bangunan warga. Tapi bola golf, tetap saja masuk ke rumahnya. Sebab dia melakukan penambahan bangunan dua lantai dari tipe 160 m² menjadi tipe 518,59 m² dengan luas penambahan bangunan 358,59 m². Ini berdasarkan lembaran IMB yang dikeluarkan pada 5 April 2010. 

 

“Yang sering kena itu rumah saya. Awalnya bola itu dari tee box di sana (menunjuk ke arah kanan lapangan) lalu lewat sini. Kena barang, pecah,” katanya. Tee box adalah istilah lain dari teeing ground, yang merupakan titik awal pada setiap lubang lapangan golf. 

 

Dua bulan belakangan, Hendra sudah bersurat kepada manajemen golf Sukajadi. Tapi belum digubris, sampai dirinya melaporkan itu ke Satreskrim Polresta Barelang. “Ini bolanya saya kumpulkan. Ini baru satu bulan,” katanya sambil menunjukkan karung beras yang berisi puluhan bola golf yang nyasar ke rumahnya. 

 

Hendra mengatakan, “Kita nggak mau bolanya itu masuk lagi ke rumah. Kita tinggal di perumahan mewah itu, cari kenyamanan. Bukan seperti ini.”  Di lokasi, penyidik membawa satu karung barang bukti bola golf tadi untuk kepentingan penyelidikan. 

 

Kepala Satuan Reskrim Polresta Barelang Kompol Rahman membenarkan adanya laporan pengaduan masyarakat terkait perbuatan tidak menyenangkan dan dugaan kelalaian dari pihak manajemen Padang Golf Sukajadi tersebut. Namun, Rahman belum bisa berkomentar banyak, karena masih dalam penyelidikan.  

 

 

Liputan Eksklusif

Jurnalisme Telaten

Utopis adalah media siber di Kota Batam, Kepulauan Riau. Etos kerja kami berasas independensi dan kecakapan berbahasa jurnalistik.

© 2022 Utopis.id – Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman Utopis.