Hari itu air laut tengah surut. Takada debur ombak di sana. Padang pasir karatan terbentang sepanjang pesisir. Perahu-perahu nelayan teronggok di dermaga. Tiang-tiang penyangga pelantar restoran berlumuran minyak hitam setinggi …
Liputan Eksklusif
-
Frengki memenuhi seluruh dinding kamarnya dengan kalimat tidak beraturan yang dia tulis menggunakan kotorannya sendiri. Ada beberapa kata yang dia tulis lebih banyak daripada kata lainnya, yakni “Tuhan Yesus”, “Roh Kudus”, dan “Mengikuti jalan Allah”. Sisanya tulisan berupa alamat, nama seseorang, atau nomor rekening bank. Ketika ditanyakan mengapa dia menulis itu, “Saya dulu datang ke sini pertama kali karena halusinasi itu, menceret-menceret, saya tulislah pakai itu. Pokoknya apa yang saya ingat saya tulis,” katanya.
-
Tidak ada satu pun bohlam di sana. Sinar matahari menjadi sumber cahaya satu-satunya di dalam sel serupa penjara pada zaman penjajahan berukuran 1,5 x 2 meter itu, yang berjejer di sisi kanan dan kiri lorong. Di dalam bilik sempit itulah para pasien tidur beralaskan lantai. Mereka menyantap makanan dan buang hajat di tempat yang sama. Di dalam sel itu tidak ada kamar mandi, tidak ada air, dan tidak ada kakus untuk berak. Yang ada cuma selokan dengan lubang kecil di pojok kamar. Ada genangan air di lantai, tetapi itu bukanlah air bersih, melainkan air kencing.
-
Runtuhnya plafon Masjid Tanwirun Naja membuat proyek pembangunan rumah ibadah senilai Rp39 miliar itu diduga telah dikorupsi. Kejaksaan Negeri Batam turun tangan menyelidiki kasus. Badan Pengusahaan (BP) Batam “menyalahkan” alam. Kontraktor yang kalah lelang menyebut proyek yang dimenangkan oleh PT NCT itu sejak awal sudah memboroskan anggaran negara sekitar Rp3 miliar.
-
NEL event organizer (EO) lewat XYZ Live Ground 2022 berangan-angan membuat acara musik lintas generasi pertama dan terbesar di Batam. Sebuah konser yang menjadi medium pelepas rindu. Namun, pergelaran musik itu justru mengecewakan. Rencana penyelenggara dikacaukan air dan listrik.
-
Sebuah perusahaan Australia, PT Blue Steel Industries, akan mendirikan pabrik di Kawasan Kabil, Kota Batam, Kepulauan Riau. Kepada perusahaan penyedia baja ringan itu, pemerintah memberikan lahan seluas 60 hektare, yang sebagian besarnya adalah laut. Seremonial penandatanganan prasasti dilhadiri menteri. Warga kampung tak diberi tahu ihwal reklamasi.
-
Sejak enam bulan lalu, rapat-rapat tertutup membahas kasus Yuantai Holdings digelar berulang-ulang dan terkesan cuma mengakomodir keinginan korporasi. Tersiar kabar ada dugaan upaya meredam perkara dengan biaya operasional sekitar Rp1 miliar. Dana untuk menggempur petugas daerah yang menolak suap?
-
Di Kampung Sei Sadap, Kelurahan Rempang Cate, Kecamatan Galang, Kota Batam, hidup tiga kepala keluarga (KK) Suku Darat. Suku ini terdengar asing tidak hanya bagi masyarakat Melayu, tetapi juga bagi warga Batam. Padahal, Suku Darat disebut-sebut sebagai proto-Melayu, atau bisa disebut sebagai masyarakat Melayu pertama.
-
Liputan Eksklusif
Buruh Menang, Pengusaha: Gubernur Tidak Bisa Disalahkan
by Restu Bumiby Restu BumiSejumlah serikat buruh mempersoalkan sikap Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad. Persoalannya adalah karena pemerintah belum menjalankan perintah Mahkamah Agung (MA), yang memenangkan buruh terkait tuntutan kenaikan upah minimum tahun 2021 lalu. Tidak dijalankannya putusan itu, menurut mereka, akan berdampak pada penetapan upah pada tahun 2022 ini. Pengusaha punya pendapat lain.
-
Rencana Pemerintah Kota Batam memajukan kebudayaan Melayu terganjal peraturan wali kota sebagai petunjuk teknis pelaksanaan dari Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2018. Perwako ini penting, karena telah menghambat kerja-kerja Organisasi Perangkat Daerah memajukan budaya, juga untuk meluruskan kekeliruan pelbagai praktik kebudayaan yang mulai membudaya.