Penyanyi Tulus dijadwalkan tampil pada pukul 21.00 WIB. Akan tetapi, dia baru bisa menyapa penonton pada pukul 23.00 WIB. Penampilannya berakhir setengah jam kemudian.

Konser yang Mengecewakan

NEL event organizer (EO) lewat XYZ Live Ground 2022 berangan-angan membuat acara musik lintas generasi pertama dan terbesar di Batam. Sebuah konser yang menjadi medium pelepas rindu. Namun, pergelaran musik itu justru mengecewakan. Rencana penyelenggara dikacaukan air dan listrik.
Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp
Share on telegram

 

Lewat Instagram resminya, XYZ Live Ground 2022 mengumumkan pintu gerbang masuk konser dibuka pada pukul 14.00 WIB. Sederet band lokal juga diinformasikan manggung setengah jam setelahnya. Akan tetapi, hingga pukul 17.30 WIB hanya satu penyanyi dan kelompok musik lokal saja yang sempat menyapa penonton.

 

Cuaca Batam hari itu tampaknya tak berpihak pada acara-acara di luar ruangan. Awan kelabu menggantung di atas langit Stadion Tumenggung Abdul Jalam, Kota Batam, Kepulauan Riau. Mayoritas penonton menyiasati kondisi itu dengan berlindung di balik jas hujan sekali pakai. Beberapa ada yang berlindung di bawah payung. Lautan manusia jadi tampak warna-warni.

 

Di tengah kondisi penonton yang hampir seluruh badannya basah kuyup, panitia tidak juga menginformasikan apapun tentang acara. Duo pembawa acara di atas panggung tak banyak membantu. Keduanya seakan cuma asik sendiri dengan kelakar kering di tengah rintik hujan.

 

Pukul 19.00 WIB lebih beberapa menit, layar besar di atas panggung menyala menampilkan tulisan Vierratale. Sontak suara penonton bergemuruh. Tak lama kemudian Raka Cyril memetik senar gitar disusul Kevin Aprilio yang memainkan tuts keyboard. Suasana kian pecah saat Widy, sang vokalis muncul belakangan. Yang ditunggu ribuan penonton akhirnya tiba. Lewat lagu Seandainya, Vierratale seolah menyalakan harap penonton yang datang sedari siang hari.

 

Petaka itu kemudian datang kala mik Widy tak mengeluarkan suara pada lagu kedua yang dibawanya. Lewat tampilan layar di atas panggung, Widy tampak bernyanyi tetapi suaranya justru tak terdengar. Untuk sesaat, kondisi itu disiasatinya dengan menyodorkan miknya yang mati ke penonton. Kondisi itu kemudian selesai hingga lagu habis dinyanyikan.

 

Beberapa menit setelahnya, mik sang vokalis kembali berfungsi. Namun, sial takbisa dielak. Kali itu, Widy komplain soal ear monitor yang tidak berfungsi. Dia sedikit marah kepada panitia di atas panggung. “Yang penting ini dulu, gua nggak bisa apa-apa nih kalau ini mati,” katanya sambil menunjuk ear monitor di telinga kirinya.

 

Sorakan penonton pun mengiringi komplain sang vokalis. Panitia tampak mondar-mandir di atas panggung. Sambil menunggu, Widy berusaha menyapa penonton. Dia duduk bersila di depan panggung disusul lambaian dan sorak ribuan penonton.

 

Tak lama berselang, semua tampak beres. Musik kembali menghentak dan Widy bersiap menyanyikan lagu ketiganya. Beberapa menit setelah intro, boom. Semua perangkat listrik di atas panggung padam. Sorakan meledak dalam sekejap. Ketiga personel Vierratale sebenarnya tetap berusaha menguasai penggung. Ketiganya tetap bermain seolah keadaan berjalan normal. Hentakan drum saut-saut terdengar.

 

Namun, kondisi tak lagi tertolong. Listrik tampaknya mati total. Tak lama kemudian Vierratale melambaikan tangan ke penonton dan meninggalkan panggung. Ketiganya hanya menghibur ribuan penonton di Batam kurang dari 15 menit. Tidak sesuai dengan rencana.

 

Di tengah ketidakpastian acara, ribuan penonton tetap bertahan di depan panggung dengan kulit jari yang mengeriput akibat diguyur hujan seharian. Setengah jam berselang, belum ada tanda-tanda acara akan dimulai. Hilir mudik orang-orang di atas panggung tak juga memberi isyarat acara bakal berlanjut.

 

Entah dimulai oleh siapa, sorakan mulai dilontarkan oleh penonton dari tiap penjuru. Tak hanya itu, hujan botol air mineral ke atas panggung pun terjadi. Duo pembawa acara dibantu panitia lainnya berusaha menenangkan penonton meski tak berbuah banyak.

 

Perlahan listrik menyala. Dimulai dari mik pembawa acara, disusul dengan lampu-lampu dan layar di atas panggung. Duo pembawa acara di atas panggung berusaha menjelaskan alasan teknis yang dialami panitia. Curah hujan disebut-sebut mengakibatkan genset mengalami konsleting dan membuat listrik padam. Keduanya lalu menjanjikan keadaan kembali normal dalam hitungan menit.

 

Magis Tipe-X, Denny Caknan, dan Tulus

 

Hampir satu jam menunggu, beberapa penonton XYZ Live Ground 2022 memilih duduk di atas aspal yang basah. Rasa lelah dan kedinginan jadi kombinasi sempurna untuk mengumpat dan melontarkan makian ke panitia. Tapi tak sedikit yang memilih diam karena kehabisan energi. Uang Rp200 hingga Rp400 ribu yang dikeluarkan penonton kemudian dirasa terlalu besar untuk hadir di acara musik yang kegiatannya justru banyak dihabiskan untuk berhujan-hujanan. Kata refund ramai diteriakkan.

 

Dengan kondisi badan penonton yang letih dan sedikit menggigil itu, mukjizat seolah turun dari langit. Duet Anto (trombone) dan Andi Toha (Saksofon) dari Tipe-X seakan menyihir ribuan penonton yang kelelahan.

 

Dalam lawatannya kali itu, Tipe-X membawakan lima lagu andalannya. Beberapa di antaranya adalah Mawar Hitam, Selamat Jalan, dan Boyband sebagai lagu penutup. Pesona Tipe-X tentu bukan isapan jempol belaka. Aliran musik ska dan suara Tresno Riadi yang khas, bahkan mampu menggerakkan ribuan penonton yang kadung padam semangatnya karena acara yang berantakan sedari awal.

 

Sihir Tipe-X kemudian berakhir, dan panitia –seakan tidak jera, lagi-lagi ‘mengerjai’ penonton. Penampil selanjutnya adalah Denny Caknan, solois lagu pop Jawa dan koplo. Pergantian penampil di atas panggung dijelaskan oleh panitia lewat pembawa acara, berarti juga pergantian alat musik yang dibutuhkan sang artis. Namun, waktu yang dibutuhkan terhitung lama. Ribuan penonton kembali harus menunggu sampai 20 menit, dan yang dilakukan duo pembawa acara justru membagi-bagikan air mineral.

 

Semangat penonton kemudian pasang surut. Sementara langit masih memuntahkan bulir-bulir air. Penampilan Denny Caknan dibuka dengan suara gendang dan seruling yang mendayu. Sorak dan tepuk tangan penonton sontak bergemuruh. Namun, ada rasa sedikit kecewa. Suara musik justru mendominasi tatkala mik Denny Caknan justru tak terdengar hingga lagu pembukaannya selesai dinyanyikan. Tapi tampaknya itu tak jadi soal lantaran ribuan penonton tampak hanyut dalam buaian musik koplo.

 

Klimaksnya kemudian ditutup oleh penampilan Tulus yang membawakan lima lagu. Meski dua MC sebelumnya menyebut, kalau Tulus bakal menyanyikan tujuh lagu guna menghibur ribuan penonton kali itu. Dalam penampilannya kali itu, Tulus sempat menyebut bahwa dirinya sudah sedari tadi berada di belakang panggung dan tak sabar menyapa penggemarnya. Namun, kendala teknis membuat keinginannya sedikit terhalang. Penampilan Tulus kali itupun tampak seperti buru-buru dan terkesan hanya ingin menggugurkan kewajibannya sebagai artis yang tampil.

 

Sebagai catatan, Tulus dijadwalkan naik ke atas panggung pada pukul 21.00 WIB. Akan tetapi, penyanyi asal Sumatera Barat itu baru bisa menyapa penonton pada pukul 23.00 WIB dan aksinya berakhir setengah jam kemudian.

 

Di ujung penampilannya, Tulus kemudian mengucapkan terima kasih kepada penonton dan berharap bisa berjumpa penggemarnya di Batam di lain waktu. Pernyataannya itu sontak mengundang kecewa semua penonton. Dengan badan menggigil disertai rasa kecewa, kerumunan pun akhirnya bubar jelang tengah malam.

 

Preseden Buruk

 

CEO Bisa Communication, salah satu event organizer (EO) di Batam, Hendrik Hermawan, mengatakan bahwa apa yang terjadi pada gelaran XYZ Live Ground 2022 dikhawatirkan membawa preseden buruk bagi dunia EO di Batam. Pasalnya, kejadian serupa –bahkan lebih parah, pernah terjadi sebelumnya. Yakni saat Sheila On 7 batal manggung pada 2019 lalu. Pemberitahuan gagalnya band kenamaan asal Yogyakarta di Batam itu bahkan diumumkan pada H-1 acara.

 

Pria yang pernah memboyong Sheila On 7 dan Naff ke Tanjung Pinang pada 2012 silam ini menuturkan, alasan panitia yang menyebut bahwa adanya gangguan kelistrikan mestinya bukan jadi kendala. Meski diakuinya memang ada beberapa komponen kelistrikan yang harus benar-benar dijauhkan dari air.

 

Namun, dia bersikukuh bahwa tiap EO seharusnya paham akan risiko yang terjadi, utamanya hal-hal berkaitan dengan cuaca. Dengan mengetahui risiko yang ada, kata dia, tiap penyelanggara bakal memiliki perencanaan untuk meminimalisir kerugian. Seperti misalnya menggunakan komponen listrik yang cenderung aman digunakan bahkan saat terendam air.

 

“Jadi harusnya persoalan kelistrikan itu bisa ditangani kalau memang alasannya karena hujan. Beda cerita kalau banjir ya. Namanya EO pasti punya perencanaan kan. Acaranya juga bukan diumumkan sekarang, main besok,” katanya kepada Utopis.

 

Hendrik mengungkapkan bahwa EO punya tanggung jawab besar untuk menyenangkan penonton. Sebab, tiap orang yang datang ke sebuah kegiatan sudah pasti membawa ekspektasi, dan itu harus dijamin oleh penyelenggara.

 

Hal itu dikatakannya saat mengetahui jalannya XYZ Live Ground 2022 yang membuat artis serta penonton menunggu terlalu lama. Hingga terjadinya hujan botol air mineral ke arah panggung. “Orang yang datang ke acara tapi masuknya gratis saja bisa marah, apalagi yang bayar,” kata dia.

 

Hendrik kemudian memosisikan dirinya pihak penyelenggara. Jika dirinya yang menangani gelaran musik itu, maka hal yang akan dilakukannya adalah mengembalikan uang para penonton. “ Karena ini menyangkut nama EO dan Batam juga,” katanya.

 

Dia kemudian menyinggung soal keterlibatan unsur metafisika dalam gelaran XYZ Live Ground 2022 yang dilanda hujan sepanjang acara. Atau dalam arti lain, adanya pawang hujan. Hendrik berkisah, pada 2015 pihaknya pernah mengadakan event dengan skala cukup besar di Tanjung Pinang.

 

Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau itu disebutnya sudah mengalami kemarau panjang hampir lima bulan lamanya. Hal yang kemudian membuat yang empunya acara enggan menggunakan jasa pawang hujan, meski telah disarankan Hendrik beberapa hari sebelum acara dilaksanakan.

 

“Lalu pada saat hari H, mungkin bisa ditebak gimana. Hujan turun lebat-selebatnya, ya kami sama yang punya acara termenung saja waktu itu. Tapi, ya, itu kembali lagi ke masing-masing orang ya. Percaya tidak percaya, kejadian itu nyata memang,” kata Hendrik.

 

Meski begitu, dia tetap mengapresiasi gelaran XYZ Live Ground 2022 yang dirasa berjalan cukup sukses. Akan tetapi, tetap dibutuhkan evaluasi panjang guna mengembalikan kepercayaan masyarakat dan artis yang diundang ke Batam di masa yang akan datang.

 

Direktur Utama NEL EO, Awang Darmawan, menjelaskan, persoalan utama pada gelaran XYZ Live Ground adalah adanya kendala kelistrikan. Menurutnya, beberapa komponen listrik sensitif terhadap air, yang kemudian diperparah oleh intensitas hujan sedari siang.

 

Dia menyebut, konser musik akbar itu didukung oleh dua genset dengan kapasitas 150 Kva, dua genset 125 Kva, dan satu genset 100 Kva. “Sebenarnya masalah utamanya bukan di genset tapi justru ada di sistem kelistrikan vendor sound,” katanya lewat sambungan telepon.

 

Meski begitu, Awang menyebut bahwa pihaknya tidak memberikan penalti kepada vendor tersebut lantaran tidak ditemukannya kesengajaan dan kejadian itu di luar prediksi. “Mungkin karena SDM mereka juga agak ceroboh, ditambah cuaca yang kurang bersahabat,” kata Awang.

 

Awang berdalih, pihaknya telah menyiapkan persiapan terbaik untuk penonton juga artis yang diundang. Sehingga keluhan dari keduanya dirasa bukan kuasa mereka. Hal itu berkaitan dengan ramainya komentar berupa komplain di Instagram resmi XYZ Live Ground, serta unggahan Widy sang vokalis Vierratale terkait jalannya acara.

 

Menurutnya, saat kali pertama adanya masalah kelistrikan pihaknya berharap para artis atau band mau menunggu hingga persoalan selesai. Hal itu, kata dia, lantaran pihaknya tengah merunut masalah yang terjadi dan membuat listrik lumpuh total.

 

“Karena kami tidak mau copot ini, copot itu, colok sana, dan colok sini ternyata gagal lagi. Karena yang seperti itu sudah kami coba dan gagal juga. Karena kalau artisnya mau menunggu ya Alhamdulillah, setelah itukan Tipe-X, Denny Caknan, dan Tulus lancar. Walaupun memang secara waktu molor jauh, ya paling tidak sudah kami minimalisir,” kata dia.

 

Disinggung mengenai bakal adanya preseden buruk yang melekat pada EO di Batam, Awang menjelaskan bahwa persoalan itu harus disikapi dengan menyiapkan strategi khusus. Hal yang disebutkannya pun sudah dipikirkan dan tinggal dimatangkan konsepnya.

 

NEL EO kemudian diakui Awang telah mencatat beberapa poin dan mengakui adanya kecerobohan pada gelaran XYZ Live Ground. Pihaknya juga tidak sepenuhnya menyalahkan faktor alam, dan mengakui adanya kekurangan proteksi terhadap kondisi hujan.

 

Dua pawang hujan disebut Awang bahkan dilibatkan dalam gelaran konser kamarin. Keduanya berasal dari Batam dan Tanjung Pinang. Akan tetapi, pihaknya juga tidak bisa berbuat banyak jika menyangkut kondisi alam.

 

“Menurut mereka di hari yang sama terdapat acara yang juga dilaksanakan di luar ruangan. Sehingga ada semacam tarik-menarik begitu, kayak adu kekuatan antar-pawang hujan. Itu kata pawang hujannya ya, bukan saya yang ngomong,” katanya.

 

Awang menuturkan, dengan segala kekurangan yang ada pihaknya sudah menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada ribuan pengunjung yang hadir pada gelaran XYZ Live Ground 2022 kemarin melalui media sosial. Sementara dari NEL EO sendiri juga akan melakukan hal yang serupa dalam waktu dekat.

 

 

Liputan Eksklusif

Jurnalisme Telaten

Utopis adalah media siber di Kota Batam, Kepulauan Riau. Etos kerja kami berasas independensi dan kecakapan berbahasa jurnalistik.

© 2022 Utopis.id – Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman Utopis.