Karangan Bunga untuk Kajari Baru

Kalimat di papan itu untuk seorang perempuan. Namanya Herlina Setyorini, yang baru saja dilantik sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Batam. Macam-macam orang yang mengucapkan. Mulai dari pejabat daerah, yang berpangkat hingga para kolega yang masih mendoakannya jauh dari Banten.
Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp
Share on telegram

Ucapan selamat itu ‘banjir’ di Jalan Engku Putri, Kelurahan Teluk Tering, Kecamatan Batamkota, Kota Batam, Kepulauan Riau. Tepatnya di depan kantor Kejaksaan Negeri (Kejari), kalimat di papan itu untuk seorang perempuan. Namanya Herlina Setyorini, yang baru saja dilantik sebagai kepala lembaga itu. Macam-macam orang yang mengucapkan. Mulai dari pejabat daerah, yang berpangkat hingga para kolega yang masih mendoakannya jauh dari Banten.

 

Selasa 8 Maret 2022, berebut magrib, dua orang pekerja nampak mengurutkan, papan karangan bunga yang diturunkan nya dari pickup . Tidak sampai setengah jam mereka mengaitkan tali, menjaga agar papan tetap tegak. Tidak tumbang ditiup angin. “Kami ikat, biar kuat,” ucap Nal, pria bertubuh subur petang itu kepada utopis.id. Tadi, lanjut Nal, ada pelanggan yang meminta papan karangan bunga yang dipesannya, berdiri tegak persis di kanan pintu gerbang kantor Adhiyaksa tersebut. Jadi ketika masuk, langsung nampak ucapan darinya. “Tapi pesannya dadakan. H-1, minta pula di depan gerbang. Tak mungkin, papan orang yang kami geser,” ketusnya.

 

Nal, terpaksa menolaknya. Dengan alasan, lapak papan sudah diisi orang. “Dulu pernah kayak gitu. Kami geser punya orang, terus digeser lagi punya kami. Akhirnya hilang papan kami. Sejak itu kami nggak berani lagi,” katanya. Ada omongan kalau papan karangan bunga, jika si pengirimnya sekelas pejabat atau kepala daerah, dan yang berpangkat sekalipun, hingga pengusaha selalu mendapat prioritas dekat pintu gerbang. Setahu budak pulau ini, nggak ada juga yang mengatur soal itu. Katanya, siapa saja boleh meletakkan papan karangan bunga di tempat yang dia inginkan, asal ada ruang yang kosong. “Jadi siapa yang duluan pasang, lapak kosong dia berhak taruh papan di situ,” katanya.

 

Kecuali, sambung Nal, dari pihak tuan rumah, umumnya ada koordinator yang mengatur posisi karangan bunga itu. “Kalau nggak ada yang ngatur, bebas,” katanya. Kebetulan, hari itu, papan karangan bunga yang dikelola oleh Nal, habis semua. Untuk pemesanan, bisa diawal atau tiga hari atau seminggu sebelum acara. Untuk satu papan karangan bunga dihargai Rp150 ribu, kalau dua [ukuran besar] Rp300 ribu. “Setelah dipasang, kita foto, lalu kirim ke pemesan,” kata Nal.

 

Selama lima tahun berbisnis papan karangan bunga, Nal bersyukur belum ada mendapat komplain dari pelanggan. “Kita kerjakan sesuai konsep [narasi] yang diterima. Misal salah satu huruf, tapi bisa langsung diperbaiki,” katanya. Nal menyebut, untuk pengerjaan satu papan karangan bunga bisa menghabiskan waktu kurang lebih satu jam, untuk orang satu. Ribetnya, misal terlalu panjang. “Satu papan bisa muat untuk 25 huruf. Kalau lebih kita akalin konsep namanya agak sedikit kita kecilkan, agar cukup di papan,” katanya. Kini yang pesan beragam orangnya. Ada yang langsung dari si pengirim, kolega atau rekanan kerja.

 

Papan karangan bunga yang telah tiba di alamat tujuan, dibayar tunai dan non tunai. “Kalau kenal bayar di lokasi. Kalau tidak kenal ditransfer. Sebab pernah dulu nggak kenal katanya mau transfer tapi sudah selesai acara tak ditransfer juga sampai sekarang. Makanya sejak itu saya kapok. Sebelum diantar, pastikan dulu orang itu di lapangan. Uang ada papan dipasang,” kata Nal yang kini mengelola 73 papan karangan bunga. Katanya, jadwal padat itu, jelang pemilu. “Sehari itu, ada 5 sampai 10 papan karangan bunga yang kita antar keliling Batam, tapi kan bukan kita saja yang tukang papan bunga,” kenang pengelola Desain Florist itu.

 

Papan Karangan Bunga Gratifikasi?

 

Peraturan Walikota Batam Nomor 7 Tahun 2021 tentang pedoman pengendalian gratifikasi di lingkungan pemerintah kota Batam, ada menyinggung soal papan karangan bunga. Dijelaskan juga, dalam pelaporan gratifikasi, dimana setiap pejabat atau pegawai wajib melaporkan penerimaan dan/atau penolakan gratifikasi atas pemberian yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

 

Apakah pemberian papan karangan bunga masuk dalam gratifikasi? Dalam perwako disebutkan, pelaporan gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan terhadap jenis gratifikasi sebagai berikut;

 

Poin K: karangan bunga sebagai ucapan yang diberikan dalam acara seperti pertunangan, pernikahan, kelahiran, kematian, aqikah, baptis, khitanan, potong gigi, atau upacara adat/agama lainnya, pisah sambut, pensiun, promosi jabatan;

 

Poin N: pemberian sesama rekan kerja dalam rangka pisah sambut, pensiun, mutasi jabatan, atau ulang tahun yang tidak dalam bentuk uang atau alat tukar lainnya paling banyak senilai Rp 300 ribu setiap pemberian per orang, dengan total pemberian tidak melebihi Rp 1 juta dalam satu tahun dari pemberi yang sama, sepanjang tidak
terdapat konflik kepentingan;

 

Poin O: pemberian sesama rekan kerja yang tidak dalam bentuk uang atau alat tukar lainnya, dan tidak terkait kedinasan paling banyak senilai Rp 200 ribu setiap pemberian per orang, dengan total pemberian tidak melebihi Rp 1 juta dalam satu tahun dari pemberi yang sama.

 

Perwako ini berlaku pada tanggal diundangkan, yaitu pada 28 Januari 2021. Dengan ditetapkannya Peraturan Walikota ini, maka Perwako Batam Nomor 34 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Pemerintah Kota Batam (Berita Daerah Kota Batam Tahun 2017 Nomor 541) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

 

***

 

Herlina Setyorini, merupakan wanita pertama yang menjabat Kajari Batam. Sebelum menjadi Kajari Batam menggantikan Polin Octavianus Sitanggang, darah kelahiran Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) ini menjabat sebagai Asisten Perdata dan Tata Usaha Negara (Asdatun) di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten. Sementara Kajari lama dimutasi ke Kejaksaan Agung (Kejagung) sebagai Inspektur Muda pada Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan (Jamwas).

 

Lantas, siapa saja yang mengirimkan papan karangan bunga untuk Herlina Setyorini di hari pertamanya bertugas di pulau yang berbentuk kalajengking ini? Pantauan utopis.id, sekitar 60 persen pengirim papan karangan bunga dari Banten, 30 persen pengirim dari Jakarta sisanya dari Batam. Tepat di pintu gerbang sebelah kiri ada papan karangan bunga dari; Ketua Pengadilan Negeri Batam; dari Rini, Imung, Akbar, Mirna; dari Kasat Lantas Polresta Barelang beserta Bhayangkari dan staf; dari Kapolsek Lubukbaja Kompol Budi Hartono; dari Deputi Direktur Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Banten; dari Rosyidi; dari Rutan Batam, dari Pimpinan, Anggota dan Sekretariat DPRD Kota Batam; dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah Banten.

 

Dari kanan pintu gerbang; papan bunga dari Walikota Batam Muhammad Rudi dan Wakilnya Amsakar Achmad; dari Kepala Dinas PUPR Pemprov Bintan; dari Arlan Marzani; dari Kejati Banten; dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten; dari Direktur RSUD Banten; dari Kapolsek Bandara Hang Nadim, Cut Putri Amelia; dari Kadis DLH Batam Herman Rozi; dari Polsek Sekupang Yudha Surya Wardana; dari Kadis Cipta Karya dan TR Kota Batam Dedi Ardianto; dari Kepala Kantor KSOP khusus Batam; dari Kadis Bina Marga Kota Batam; dari Kapolsek Sagulung, PT Pelindo Cabang Banten; dari Ketua Pengadilan Negeri Bangil Bambang Tri Koro; dari Kasatpol PP Kota Bata; dari Bank BTN KC Batam; dari Polsek Nongsa Kompol Yudi Arvian; dari PLN Jakarta.

 

Lanjut dari Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Lebak; dari Kapolsek Seibeduk; dari PLN Jakarta, BPJS Kesehatan Banten; dari Kejaksaan Tinggi Banten; dari Manager PT Jasa Marga Persero tbk; dari Kepala Staf BKIPM Batam; dari Kadis Perhubungan Kota Batam; dari Kapolsek Batuampar Kompol Salahuddin; dari Kepala Pangkalan PSDKP Batam beserta staf; dari Turman Hardianto dan yang lainnya. Ramai ya?

 

**

 

Ternyata, dikirimin papan karangan bunga ada nggak enaknya juga. Belum lama ini, papan karangan bunga berukuran 4 meter x 2 meter sempat menjadi pusat perhatian ratusan pasang mata di salah satu kantor pemerintahan di Sekupang, Batam, Kepri. Karangan bunga dari menantu Jokowi, Presiden Republik Indonesia, yang juga Walikota Medan, Bobby Nasution itu untuk pejabat setingkat eselon IV. Pejabat ini, baru dilantik saat itu. Ia merasa istimewa, satu sisi merasa risih, karena jadi buah bibir rekanan sekantor.

 

“Nggak enak aja, kita masih kroco [rendah],” kata pria yang sebelumnya bertugas di Pulau Sumatera itu. Padahal, lanjut pria yang enggan namanya dipublikasikan itu, hubungan nya dengan suami Kahiyang Ayu itu hanya sebatas satu kota kelahiran.

 

Psikolog Sosial, Wahyu Cahyono dalam artikelnya yang berjudul “Penjelasan Psikologi di Balik Ribuan Karangan Bunga untuk Ahok” mengatakan, pada dasarnya manusia dalam hidup tidak bisa lepas dari mencari makna. Mengirim bunga, kata Wahyu dipersepsikan sebagai bentuk penghormatan bisa dalam bentuk ungkapan perhatian, terima kasih, atau kepedulian. Konteksnya pun bisa beragam; bahagia atau duka.

 

Dikutip dari tirto.id, karangan bunga sendiri dikisahkan berasal dari tragisnya panah Cupid, si anak Dewa Aprodite. Ia yang muak dengan kesombongan Dewa Apollo memutuskan menembakkan satu anak panah emas tajam (cinta) yang ditembakkan ke Apollo, dan anak panah timah yang tumpul (kebencian) ditembakkan ke kekasihnya Dafne. Keduanya yang mendapat anak panah itu merasakan dua hal yang bertolak belakang. Apollo menjadi sangat mencintai Dafne sedangkan Dafne menjadi sangat membenci Apollo, dan dimulailah kejar-mengejar antara Apollo dan Dafne. Akhirnya, Dewa Paneus, ayah Dafne, mengubah putrinya menjadi pohon Laurel. Cinta ternyata tak padam. Apollo nekat memperistri pohon tersebut, dan sejak saat itu ia mengenakan rangkaian Laurel di kepalanya.

 

Rangkaian bunga yang di masa selanjutnya digunakan sebagai simbol kemenangan dan prestasi di pesta Olimpiade di Yunani dan Roma. Di Olimpiade kuno, tidak tersedia medali emas, perak, atau perunggu. Hanya ada satu pemenang per acara. Sang pemenang akan dimahkotai dengan karangan bunga zaitun buatan Zeus di Olympia. Untuk menghormati tradisi kuno tersebut, di tahun 2004 karangan bunga zaitun juga diberikan pada pemenang Olimpiade Musim Panas di Athena. Hal ini dilakukan karena Olimpiade diadakan di Yunani—di sini, bunga disakralkan dalam Olimpiade.

 

Hingga akhirnya berkembang dalam lingkup politik, karangan bunga menjadi simbol aliansi politik dan agama di Inggris pada periode Renaisans. Jack Goody dalam The Culture of Flowers menyebutkan bahwa pembaharu Protestan seperti kaum Puritan melihat karangan bunga—yang mereka asosiasikan seperti May Day, sebagai pengaruh pemalsu pagan yang menghancurkan moralitas Kristen. Jack Goody juga menyebutkan perkara tentara yang menyita karangan bunga di Oxford pada May Day 1648.

Liputan Eksklusif

Jurnalisme Telaten

Utopis adalah media siber di Kota Batam, Kepulauan Riau. Etos kerja kami berasas independensi dan kecakapan berbahasa jurnalistik.

© 2022 Utopis.id – Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman Utopis.