Polisi saat sedang melakukan olah tempat kejadian perkara. Foto: Bintang Antonio.

Aida Terbakar atau Dibakar?

Dua menit sebelum kebakaran, kamera pengintai merekam seorang perempuan menyelinap masuk kos-kosan. Dari postur tubuh dan cara berjalan, Zainuddin melihat sosok yang familier meskipun ia berkamuflase menggunakan helm. Dia menduga perempuan dalam rekaman itu adalah mantan istrinya, YA, 42 tahun. Mereka baru bercerai pada Kamis pekan lalu.
Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp
Share on telegram

KULIT wajah bocah perempuan itu melepuh dan mengelupas. Perban menempel menutupi kedua mata, sekujur tangan serta kakinya yang terbakar. Setiap kali mendengar suara, ia terbangun kemudian merintih. Sudah dua hari anak berusia delapan tahun itu menahan perih di kasur rumah sakit.

 

“Aida Septia Aulia,” kata Zainuddin, 47 tahun, mengenalkan nama anaknya di ruang perawatan Rumah Sakit Santa Elisabeth, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam, Kepulauan Riau. “Anak saya begini karena rumah tempat kami mengekos dibakar,” katanya kepada Utopis, 10 November 2023.

 

Zainuddin mengekos bersama anak semata wayangnya di Kompleks Baloi Center. Rumah dua lantai dengan 14 kamar itu terbakar pada Rabu subuh, 8 November 2023. Mulanya orang-orang menduga kebakaran terjadi karena korsleting listrik. Persangkaan itu berubah ketika kamera pengintai merekam seseorang menyelinap masuk kos-kosan dua menit sebelum terjadi kebakaran.

 

Utopis mewawancarai beberapa saksi, mulai dari pemilik sampai penghuni kos-kosan. Mereka mengasumsikan hal yang sama, bahwa api yang membakar bocah itu hidup-hidup disulut dengan sengaja oleh perempuan yang terekam kamera. Banyak yang menduga ia adalah mantan istri Zainuddin, ibu tiri dari Aida.

 

Akan tetapi, hingga Jumat kemarin, polisi belum bisa menyimpulkan penyebab dari kebakaran. Mereka sedang mengumpulkan bukti. “Masih dalam penyelidikan,” kata Kepala Kepolisian Sektor Lubuk Baja, Kompol Yudi Arvian, kepada Utopis.

 

Zainuddin bercerita, api pertama terlihat muncul dari kamarnya yang berada di pojokan. Waktu itu, Aida sedang sendirian tertidur di dalam kamar. Dia meninggalkan putrinya untuk menunaikan salat di masjid.

 

Belum genap sepuluh menit meninggalkan rumah, ada seseorang yang masuk menyelinap berjalan ke arah lorong kamarnya. Dua menit setelah orang itu masuk, Aida berteriak minta tolong. “Pelaku ini langsung lari,” kata Zainuddin.

 

Sekuriti kompleks yang mendengar teriakan Aida bergegas memasuki bangunan indekos. Saat itu ia melihat pintu kamar Zainuddin terbuka lebar. Api mulai membesar melahap seisi kamar, sementara Aida melolong menahan panas di pojokan ruangan berukuran 3 x 4 meter tersebut.

 

Aida Septia Aulia, 8 tahun, saat di Rumah Sakit Santa Elisabeth.

 

Dari postur tubuh dan cara berjalan terduga pelaku yang terekam kamera pengintai itulah, Zainuddin melihat sosok yang familier meskipun ia berkamuflase menggunakan helm. Dia menduga perempuan dalam rekaman itu adalah mantan istrinya, YA, 42 tahun. Mereka baru bercerai pada Kamis pekan lalu.

 

YA adalah istri kedua Zainuddin. Mereka menikah siri pada Januari 2023 lalu, tiga tahun setelah ibu kandung Aida meninggal. “Saya ceraikan dia karena tidak tahan dengan sikapnya yang keras,” katanya.

 

Menurut Zainuddin, hubungan mereka memanas bermula ketika ia memergoki YA menendang Aida yang sedang tertidur. “Saya marah sejak saat itu,” katanya. Pertengkaran demi pertengkaran pun terjadi, dan YA pergi meninggalkan rumah pada Jumat pekan lalu.

 

Adapun tuduhan makin beralamat berat kepada YA, karena ia mendadak memblokir nomor telepon para tetangga yang mencoba menghubunginya. “Pagi itu tetangga saya pura-pura menyuruhnya datang melihat Aida, nomornya langsung diblokir,” kata Zainuddin, “kalau saya belum ada menelepon karena takut dia curiga.”

 

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir alat berat itu merasa dirinya tak memiliki musuh. Bila pun ada yang sakit hati kepadanya, menurut dia orang itu adalah YA. “Mungkin karena saya menyuruh dia pulang [bercerai], dia sakit hati kepada saya dan anak saya,” katanya.

 

Dia juga meyakini bahwa kamarnya terbakar bukan karena korsleting listrik. Itu karena ada bau minyak tanah yang tercium di kamarnya. “Sebelum ke masjid, semua perabot elektronik sudah saya matikan,” kata Zainuddin.

 

Keberadaan YA saat ini sedang dicari. Menurut pemilik kos, Sahat P. Simamora, salah satu penghuni kosnya sempat berkomunikasi dengan YA. Dalam percakapan telepon itu, YA mengaku sedang di luar Batam. “Tapi ketika nomornya dilacak ternyata lokasinya ada di Nongsa,” katanya kepada Utopis, yang diamini oleh para penghuni kos lain.

 

Dari 14 kamar, hanya ada satu kamar kos milik Sahat yang selamat dari api. Sahat mengaku merugi sekitar Rp300 juta, dan kebingungan mencari dana untuk memulihkan usaha kos-kosannya. “Saya sangat butuh bantuan, begitu juga Aida,” kata dia.

 

Sahat sudah membuat laporan polisi, dan berharap pelaku cepat ditangkap.

 

Liputan Eksklusif

Jurnalisme Telaten

Utopis adalah media siber di Kota Batam, Kepulauan Riau. Etos kerja kami berasas independensi dan kecakapan berbahasa jurnalistik.

© 2022 Utopis.id – Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman Utopis.