Sebenar Adat, Diadatkan, dan Teradatkan

Kesakralan ritus dari adat turun-temurun yang pada tahun 2018 lalu, terdaftar dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia dari Kepulauan Riau, ini masih melambangkan kebersyukuran, kegembiraan, dan niat tulus untuk menolak bala.
Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp
Share on telegram

Pemasangan kacu calon haji dalam ritual tepuk tepung tawar.  Foto: Restu Bumi.

 


 

Dua hari sebelum bertolak ke Makkah al-Mukarramah, Arab Saudi, pemerintah memelawa para calon haji untuk berhimpun di aula Radisson Golf & Convention Center, Kota Batam. Di sana kepetang lalu, mereka melantaskan prosesi adat suku Melayu, yaitu tepuk tepung tawar. Tradisi yang sedianya untuk pernikahan, menjadi bagian dalam perhajian.

 

Budayawan di Kota Batam, Samson Rambah Pasir, mengatakan, ritual dalam pelepasan para calon haji itu adalah contoh dari adat yang teradat. Menurut dia, adat terbagi dalam tiga kategori: sebenar adat, adat yang di-adatkan, dan adat yang teradat.

 

Penyebab kebersatuan menurut dia, lantaran kebiasaan dan kebudayaan terus berkembang zaman-berzaman. Samson mengatakan, “Adat yang teradatkan boleh dilakukan selama tidak bertentangan dengan adat sebenar adat yang bersumber dari syariat Islam,” kata Samson saat dihubungi Utopis, 11 Juni 2022.

 

Kesakralan ritus dari adat turun-temurun yang pada tahun 2018 lalu, terdaftar dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia dari Kepulauan Riau, ini masih melambangkan kebersyukuran, kegembiraan, dan niat tulus untuk menolak bala. Pada perlawatan jemaah haji, pengharapannya adalah agar perjalanan lancar, penuh berkah, dan semua pulang dalam keadaan selamat.


“Sementara simbol pemasangan kacu, itu lebih ke identitas,” kata Samson.

 

Ritual hari itu dihadiri oleh Ketua LAM Kota Batam Datuk Syahir, Kepala Kantor Kemenag Kota Batam Zulkarnain Umar, Ketua MUI Kota Batam Lukman Rifai, serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Batam. Mereka menyaksikan secara simbolis, para calon haji juga dapat uang saku Rp1 juta dari Pemerintah Kota Batam.

 

Memang tidak banyak yang berangkat haji tahun ini. Sebab, Arab Saudi hanya memberi jatah sebanyak 1.000.000 di seluruh dunia. Sementara Indonesia hanya kebagian 151.000 jemaah. “Calon jemaah haji Batam yang berangkat sebanyak 288 orang dan kali ini sangatlah kurang,” kata Kepala Kementerian Agama Kota Batam, Zulkarnain Umar dalam siaran persnya.

 

Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, menyampaikan pesan kepada para calon haji dari Batam. Dia meminta jemaah dapat saling melindungi dan menjaga kekompakan sehingga pergi lengkap dan kembali lengkap. Pada keberangkatan tahun ini, Aparatur Sipil Negara Pemko Batam yang menjadi calon jemaah haji ada sekitar 29 orang.

 

Rudi mengatakan, selaku yang mengepalai Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Rudi memberi jaminan akan menjaga keluarga calon haji yang tinggal. “Silakan WA [WhatsApp] saya jika perlu bantuan,” kata Rudi.

 

 

 

Liputan Eksklusif

Jurnalisme Telaten

Utopis adalah media siber di Kota Batam, Kepulauan Riau. Etos kerja kami berasas independensi dan kecakapan berbahasa jurnalistik.

© 2022 Utopis.id – Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman Utopis.