Para pelaku penyerangan ketika ditanyai oleh Kapolsek Sei Beduk, AKP Betty Novia. Foto: Humas Polisi.

Penyerangan di Kedai Tuak

Para pengunjung kedai tuak itu berhamburan lari keluar. Mereka mencari aman dari ancaman senjata tajam serta gelas dan teko yang terbang melayang. Dua orang tak dapat mengelak. Maut di depan mata.
Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp
Share on telegram

 

SUASANA pada tengah malam itu mendebarkan. Sebuah warung tuak di Bukit Ayu Sukadamai, Kelurahan Mangsang, Kecamatan Sei Beduk, Batam, Kepri, pada Sabtu 9 Juli 2022 diserang orang. Para pengunjungnya berhamburan lari keluar. Mereka mencari aman dari ancaman senjata tajam serta gelas dan teko yang terbang melayang. Dua orang tak dapat mengelak. Maut di depan mata. Bilah parang dan samurai mengenai kepala, kening, dan siku. Korban berdarah-darah, penyerang kabur.

 


 

Ihwal penyerangan itu bermula dari gaduhnya suara knalpot kendaraan roda dua yang mendadak berhenti di depan warung tuak milik pria berinisial BS yang beralamat di Bukit Ayu Sukadamai, Kelurahan Mangsang, Kecamatan Sei Beduk. Layaknya kedai tuak, jelang tengah malam itu di dalam beberapa orang sudah mengisi kursi dan meja.

 

Dari luar, ada dua orang pria yang tidak dikenal mengegas-ngegas sepeda motornya. “Mereka pelaku (menyebut inisial MY dan WI) berhenti di depan warung tuak, lalu mengegas-ngegas sepeda motornya,” kata Kapolsek Sei Beduk Ajun Komisaris Polisi Betty Novia saat menggelar konferensi pers kasus itu, Senin 18 Juli 2022.

 

Betty mengatakan, pengunjung lainnya terusik dengan suara knalpot bising. Melihat suasana yang hingar, BS langsung menegur dua pria yang tengah menarik perhatiannya malam itu dengan berkata, “Bang jangan digas-gas motornya, kalau mau digas-gas di atas aja.” Kemudian salah satu dari pelaku kata Betty menjawab: “Enggak bisa digas.”

 

Teguran itu membuat kedua pelaku memundurkan sepeda motor tepat di depan warung. Mereka kembali mengegas sepeda motor. Mencari masalah. Melihat kondisi semacam itu, pengunjung berinisial R berkata, “Tadi kau bilang enggak bisa digas, tapi kau gas-gas di situ.”

 

Pelaku kemudian menjawab enteng dengan menyebut motornya tidak bisa naik. Kemudian R mengatakan, “Ya sudah kalau enggak bisa naik aku bantu naikan.”

 

Setelah perkataan R itu, BS langsung berdiri dari tempat duduknya, mendekati mereka dan membantu mendorong sepeda motornya ke atas tanjakan. Sementara kedua pelaku cuma melihat dan tidak membantu.

 

Uai BS memarkirkan sepeda motor yang didorongnya tadi di pinggir jalan, ia kembali ke warung. Lalu, kedua pelaku kembali mendorong sepeda motornya meninggalkan lokasi. AKP Betty Novia mengatakan, “Korban BS kembali ke dalam warung tuak dan bermain domino bersama teman-temannya.”

 

Lima menit berselang, ketika pengunjung lagi berpikir keras di depan kartu domino, tiba-tiba datang empat orang yang tidak dikenal yaitu: MD (46) dan MN (22), lalu MY (30) dan WI (40) membawa senjata tajam parang dan samurai. “Empat orang ini langsung mengayunkan senjata tajam kepada korban dan teman-temannya di kedai tuak tersebut,” katanya. Lalu korban dan teman-temannya mencoba melawan dengan melempar barang-barang yang ada di dalam kedai tuak seperti gelas dan teko.

 

Saat itu empat pelaku mundur dan keluar dari kedai tuak. Sialnya setelah barang-barang di dalam kedai tuak habis dilempar, penyerang kembali masuk dan mengayunkan parang ke arah korban BS dan ACM serta  teman-temannya. Semua ngacir, menyelamatkan diri. Saat BS berada di teras kedai tuak, pelaku MY langsung membacokan parang ke arah kepala korban. BS menangkis serangan dengan menggunakan tangan kirinya. Parang yang diayunkan tadi mengenai kening dan siku tangan kiri BS. 

 

Sedangkan ACM lari ke tanjakan, tetapi dikejar oleh pelaku MD. “Saat korban ACM mengambil batu mau melepar pelaku, lalu MD langsung mengayunkan parang hingga mengenai kepala ACM,” kata Betty.

 

Dalam kondisi berdarah-darah, korban berusaha bangkit, tetapi jatuh ke selokan. Hingga akhirnya dia diselamatkan warga dan dilarikan ke RS Camatha Sahidya di Mukakuning. 

 

“Dua pelaku berinisial MD dan MN merupakan orang tua dan anak yang masih berumur 22 tahun,” kata Betty. Alasan tersangka melakukan pengeroyokan hanya karena sakit hati setelah dia ditegur mengegas-ngegas sepeda motor di depan kedai korban. “Jadi korban dan pelaku saling kenal yang masih tetanggaan,” kata Kapolsek. 

 

Tak butuh waktu lama untuk menciduk para pelaku yang diketahui sedang bersembunyi itu. Minggu 10 Juli 2022, mereka diamankan di daerah Batamcenter, Batam, Kepri beserta barang bukti sebilah samurai dengan gagang dan sarung warna hitam dengan panjang 80 sentimeter, sebilah pedang gagang dan sarung warna coklat dengan panjang 49 sentimeter, sebilah parang dengan gagang warna hitam dengan panjang 55 sentimeter, dan sebilah parang dengan gagang warna hitam dengan panjang 41 sentimeter. 

 

“Saat pengeroyokan terjadi para pelaku dalam keadaan sadar dan tidak dipengaruhi alkohol,” kata Betty. Tapi itu sudah terjadi. Sakit hati pelaku dibayar kurungan maksimal 7 tahun penjara.

 

 

Siaran pers dari Polsek Sei Beduk

 

 

Liputan Eksklusif

Jurnalisme Telaten

Utopis adalah media siber di Kota Batam, Kepulauan Riau. Etos kerja kami berasas independensi dan kecakapan berbahasa jurnalistik.

© 2022 Utopis.id – Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman Utopis.