Dari kejauhan, suara HT atau handy talky polisi terdengar bising. Beberapa dari petugas Satlantas Polresta Barelang, sibuk mengatur. Agar tak menumpuk di markas komando lewat tali bicara itu, satu dengan yang lain mengarahkan kendaraan. Seorang polisi wanita, Brigadir Polisi Satu (Briptu) Benget Sani Minarti, terlihat bersemangat. Sesekali ia merintang penat, menghela napas. Sambil merunduk wanita berompi ini menyapa pengemudi dengan senyum. “Ayo Kita Vaksinasi” begitu pesan di poster yang ditunjukkan Sani kepada siapa saja yang lewat.
Memang, Jumat 18 Maret 2022 malam, tak sedikit warga Batam yang berkendara dapat Garansi itu dari polisi. Data yang utopis.id peroleh, ada sekitar 200-an pengemudi. Khusus mereka yang melanggar, tukar vaksinasi. Tapi hanya untuk satu malam itu saja. “Ayo! Pilih mana, ditilang atau vaksin?” kata Sani sambil memperkenankan kepada pelanggar lalu lintas. Hanya dua pilihan malam itu. Kalau ditilang, siap-siap rupiah melayang. Kalau tak vaksin gerak yang dipalang.
Ada seorang pengemudi mobil tertangkap malam itu. Namanya Hadi, apes karena tak punya Surat Izin Mengemudi [SIM]. Ia lantas memilih vaksin ketimbang ditilang. “Memang vaksinnya ada?” tanya pria yang hendak ke Nagoya ini. Polisi menjawab, “Ada [Vaksin], dokter, tenaga kesehatannya kita sediakan. Setuju ya!” katanya mempersilakan pelanggar mencari tempat parkir dan mengarahkannya ke selasar Mako. Program Garansi (Melanggar tukar Vaksinasi) ini dilaksanakan saat pemeriksaan kelengkapan surat-surat kendaraan dan SIM serta protokol kesehatan pada pengguna jalan. Ditemukan ada yang belum vaksin atau sudah waktunya divaksin lanjutan.
“Pelanggar lalu lintas tidak ditilang tapi diarahkan untuk vaksin yang telah disiapkan di lobi,” kata Kepala Satlantas Polresta Barelang Kompol Ricky Firmansyah. Selain itu, mereka yang terjaring, diminta untuk mengurus surat-surat kendaraannya yang belum lengkap dan mengurus SIM jika belum punya atau masa berlakuknya sudah habis. “Kami ingin masyarakat punya herd immunity. Para pengguna jalan kita razia,” katanya. Dalam kegiatan tersebut Kapolresta Barelang Kombes Nugroho Tri Nuryanto, bersama Komandan Distrik Militer 0316 Batam Letnan Kolonel Kav. Sigit Dharma Wiryawan, mengimbau masyarakat yang sudah vaksin 1 dan 2, bila jaraknya sudah 3 bulan, sudah bisa vaksin ketiga.
Pengemudi Lagi Tinggi
Sendirian, sambil memarkirkan motor bebeknya, lelaki sawo matang ini sedikit kesal. Perjalanannya ke Nagoya siang itu, terhenti karena ada pemeriksaan petugas. Terlebih, dirinya belum pernah vaksin Covid-19. Ia pun bingung, apa yang ditanyakan petugas kepadanya. Beda dengan pengendara sepeda motor lain, yang sukarela menunjukkan bukti vaksinasi baik berupa bukti fisik maupun melalui situs PeduliLindungi. “Ditanya kartu vaksin dan aplikasi PeduliLindungi, dia nunjukin HP batang [HP jadul],” kata Kapolsek Lubukbaja Komisaris Budi Hartono usai kegiatan razia vaksin di depan mapolsek.
Lelaki berperawakan tinggi yang tidak menyebutkan identitasnya kepada petugas mengaku, bekerja di Rumah Sakit Khusus Infeksi [RSKI] Galang, Batam, sebagai maintenance atau pemeliharaan. “Tadi yang bersangkutan lagi tinggi. Kita nggak tanya nama dan lupa juga tadi videokan, tapi yang bersangkutan hendak ke Nagoya, beli barang. Nggak bilang dari mana. Mungkin dia dari arah Barelang sana,” kata Kapolsek.
Sayangnya, saat terjaring yang bersangkutan tidak menunjukkan tanda pengenalnya kepada petugas. “Nggak ada. Bajunya juga tidak ada label RSKI Galang. Kebetulan lewat depan Polsek, jadi disuruh masuk ke halaman,” kata Kapolsek.
Memang, saat diminta untuk vaksin, pria tersebut ngotot tidak ingin divaksin. Padahal itu untuk kekebalan imun sendiri. “Saya sudah setahun lebih nggak vaksin. Saya nggak apa-apa, baik-baik saja,” kata Budi Hartono menirukan ucapan lelaki misterius tersebut. “Ya, nggak kita vaksin. Kalah penjelasan kita, nakes [tenaga kesehatan] juga senyum-senyum, nggak berkata apa-apa,” kata Budi Hartono. Karena tidak mau vaksin, pria tersebut meninggalkan mapolsek dan melanjutkan perjalanannya.
Budi Hartono melanjutkan, tak sedikit pengendara yang terjaring razia kartu vaksin yang sudah divaksin. “Ada yang belum waktu untuk vaksin booster. Yang belum vaksin sama sekali alasannya nggak sempat langsung kita diminta untuk vaksin,” katanya. Hari itu, ada 5 orang yang terjebak. Kapolsek menyebut, di Nagoya Hill juga berlangsung. “Saat ini, angka kasus Covid-19 terus naik. Vaksinasi terus kita masifkan. Kita imbau warga Batam untuk patuh protokol kesehatan. Bila tak ada keperluan mendesak baiknya di rumah saja. Segera vaksin bagi yang belum,” katanya.
Kejar Target untuk Buka Pelabuhan Internasional
Tempat makan umum dan terbuka itu, kini mulai ramai dikunjungi setiap malamnya. Malam itu sebagian kecil pengunjung di Foodcourt A2 Nagoya itu kecut hatinya. Dari kejauhan memperhatikan banyak polisi dan tentara berpakaian dinas. Ada penertiban malam itu. Bagi yang tak pakai masker, lekas-lekas mengenakan. Tapi banyak yang jengah, saat didatangi petugas dan menanyakan “Sudah vaksin ketiga belum?”
Tapi, hanya sedikit pengunjung yang senyum kucing karena tak dapat menunjukkan sertifikat vaksin melalui aplikasi PeduliLindungi dari ponsel pintarnya. “Pelabuhan internasional akan segera dibuka karena sudah lama ditutup dengan syarat masyarakat sudah divaksin ketiga,” kata Kombes Nugroho lewat pengeras suara dihadapan pengunjung.
Untuk memaksimalkan itu, dibuatlah gerai vaksin di beberapa foodcourt di Kota Batam, di antaranya Foodcout A2 Nagoya dan Nagoya Foodcourt. Kapolresta mengajak nasyarakat tidak perlu khawatir atas kegiatan ini. “Tujuan kita untuk mempermudah masyarakat mendapatkan vaksin bila tak sempat di siang hari, bisa di malam hari datang ke gerai vaksin ini pada hari Jumat dan Sabtu,” katanya.